Wednesday 19 November 2008
Ahli Bedah Menukar Kekayaan untuk Senyuman
Pagi ini, tanggal 19 November 2008, gw baru baca artikel di Jakarta Post, judul aslinya "Surgeon trades riches for a wealth of smiles". Jujur gw sempat menitikkan air mata setelah selesai baca artikel itu. One day when i become a doctor (amin) in any specialisation i do, i want to help people just like him :')
Ahli bedah yang bernama Geoff Williams, yang mengendarai Honda Civic 1992 dengan rear panel nya yang copot dari tempatnya, dan sampai dirumah ia masuk kamarnya yang bertebaran kertas yang berseberangan dengan "master suite" orang tuanya. Sebagai ahli bedah plastik, ia bisa saja tinggal di rumah mewah, mempunyai sports car dan memakai custom made shoes, instead of the US$5 ia beli di thrift store beberapa tahun yg lalu. Namun ia malah mengeluarkan uangnya untuk orang2 yang tidak ia kenal, di seberang dunia. Ia mengatakan bahwa ia menyukai bentuk wajah manusia, dan memang ingin menjadi dokter dan mengoperasi pasien, dan bedah plastik adalah cara yang tepat untuk mengkombinasikan keduanya.
Ibunya, Bev Williams, menunjukkan lukisan watercolour sebuah kawah di atas gunung, yang terdapat di kamarnya. "Geoff melukis ini pada saat SMA, ia memang sudah "artistic" dari dulu." Williams dan kedua adiknya merupakan anak2 biasa, yang suka olahraga dan mendapatkan nilai2 yang bagus. Geoff bersekolah di kedokteran, dan memutuskan untuk berspesialisasi dalam children's deformities, yang pekerjaannya adalah membentuk kembali wajah anak yang cacat karena ia menyadari bahwa pisau bedah nya tidak hanya dapat menyembuhkan anak2, namun juga para orangtua mereka yang patah hati.
Ia bekerja dan mengajar di rumah sakit terkenal, namun pikirannya dipenuhi dengan para ibu di Vietnam yang mengerubutinya, memberikan anak2 mereka kepadanya dan meminta tolong pada saat ia training sukarela. Hanya 20 bayi yang terurus, sedangkan 180 diusir. Sementara pesawat yang ia tumpangi take off, ia bersedih. "Meninggalkan Vietnam, melihat lampu2 itu, saya tahu bahwa para ibu tersebut pulang dengan sangat kecewa. Saya ingat bahwa saya berjanji kepada diri sendiri, dan juga kepada ibu2 tsb, mungkin saya tidak akan bisa menemukan kalian, namun saya akan menemukan orang2 seperti kalian, dan saya akan kembali. Saya akan menyembukan lebih banyak lagi." Ia pergi ke Peru, Kenya, Bolivia, Filipina, Mexico, Pakistan, Cina, Thailand, dan selalu, ke Vietnam. "Banyak anak2 itu yang tidak sekolah, karena para orangtua mereka mengamankannya dirumah, jauh dari ejekan2 masyarakat. Tidak ada pendidikan berarti sedikit kesempatan untuk bekerjam menikah, dan semua di kehidupan yang akan membawa ganjaran baik. Anak2 kecil itu tidak tahu apa yang mereka jalani sekarang ini."
Pada tahun 1999 saat ia di Vietnam dengan sekelompok dokter, seorang anak tidak dapat ditangani karena waktu itu hari terakhir tim medis ada disana, dan hari itu sudah di schedule untuk bertamasya dan belanja. Namun Williams tetap disana dan merekonstruksi kembali wajah anak itu. Administrator rumah sakit memberi tahunya diam2 agar pulang sendiri. Tahun 2005, ia membentuk International Children's Surgery Foundation. Teman Williams, berkomentar "Penghargaan dari kerja kerasnya lebih disukainya tanpa batas daripada apa yang dicapai seseorang melakukan bedah plastik biasa."
Beberapa teman Williams sudah memberi peringatan bahwa pemenuhan dan dedikasi yang ia berikan terhadap membantu para pasien juga bernilai terlalu tinggi. Berumur 53 tahun, ia memiliki kurang dari $200.000 untuk pensiunnya, jumlah yang sangat kecil bagi seorang ahli bedah yang sukses. Ia mengatakan bahwa apa yang ia lakukan dalam hidupnya adalah "the most fulfilling career" yang ia dapat bayangkan..
Di Vietnam, ia mengatakan dengan santai bahwa ia menyukai mangga dan beberapa saat kemudian dibanjiri oleh buah-buahan tropis yang diberikan oleh para orangtua pasien yang ingin membalasnya dengan cara apapun yang memungkinkan untuk masa depan yang ia berikan bagi anak2 mereka. Di Filipina, seorang ibu memberinya ayam yang baru dipotong, dibungkus rapi dengan jala plastik. Ia tahu apa yang ibu itu ingin sampaikan;"Terima kasih".
Hatinya terisi dengan syukur saat ibu2 tersebut melihatnya pergi untuk misi berikut yang akan ia jalankan, melambai tangan anak2nya di udara agar anak2 mereka juga dapat mengatakan selamat jalan. Momen seperti itu sangat mengharukan. Itu adalah wujud nyata bahwa ia Williams benar2 memberi perubahan dalam hidup seseorang. Dan untuk itu, ia mengatakan bahwa penghargaan yang ia dapatkan adalah kenangan wajah2 mereka yang ia simpan..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Omg.. masih ada aja orang kyk gw gitu T.T.. baik banget jadi orang.. anyway knp dia ga ke indonesia ya? apa karena orang indonesia udah ganteng2 dan cantik2? xD
inspiratif sekaliiiiiiiiiiii
Post a Comment